Membaca Cinta Sang Pujangga Merdeka
Jejak langkah itu tak bersuara
Desingan peluru pun pergi dalam sepi
Hanya rimba yang masih setia
Menjadi pengobat rindu
Sang pujangga pergerakan
Angin bertiup pelan
Daun-daun seperti lambaian tangan
Mengabarkan duka dan luka tentang perjuangan
Terekam jelas dalam memori yang harusnya tak mengusang
Di antara dua tebing berhadapan
Jalan itu telah berganti
Dalam damai tanpa moncong senjata
Bukan Sherman yang tangguh
Bukan juga berpeleton-peleton Gurka
Tapi
Lintas kendara aneka rupa
Juga, senyum-senyum manis anak negeri
Dalam hiruk pikuknya perjalanan
Rupa generasi telah berganti
Baru tujuh puluh tujuh, ternyata
Namun, heran telah melanda
Mana warisan negeri
Tentang tanah air juga cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar